Panduan Lengkap Memasak Tum Ayam Khas Bali

panduan-lengkap-memasak-tum-ayam-khas-bali

Panduan Lengkap Memasak Tum Ayam Khas Bali. Pada 4 Oktober 2025, saat Octophoria Festival di Fairway Nine Mall Surabaya memasuki hari kedua hingga 12 Oktober, Tum Ayam khas Bali langsung curi perhatian—tenant kuliner Pulau Dewata sajikan varian kukus empuk dengan bumbu rempah pedas yang laris, lengkap dengan demo live yang viral di TikTok. Festival ini, yang angkat makanan tradisional Nusantara, ingatkan betapa Tum Ayam tak pudar: dari persembahan ritual jadi hidangan sehat rendah minyak yang cocok tren pasca-pandemi. Di tengah hiruk-pikuk event seperti ini, pepes ayam cincang ini naik kelas sebagai ikon rasa Bali—gurih santan berpadu rempah harum, dibalut daun pisang yang bikin nagih. Bagi Anda yang tergoda bawa keajaiban kukus ke dapur rumah, panduan lengkap ini pas: dari sejarah samar hingga langkah praktis, biar akhir pekan ini santap siang Anda seperti di warung Ubud. Siap bungkus daun? Ayo mulai dari cerita asalnya. BERITA BOLA

Sejarah Singkat dari Masakan Ini: Panduan Lengkap Memasak Tum Ayam Khas Bali

Tum Ayam punya akar dalam tradisi Bali yang mistis, lahir sekitar abad ke-16 saat pengikut Majapahit migrasi ke pulau ini pasca-keruntuhan kerajaan—mereka bawa teknik pepes Jawa tapi adaptasi jadi “tum”, artinya dibungkus rapat dan dikukus pelan, simbol introspeksi menuju kedewasaan. Pengaruh Hindu terlihat jelas: pengukusan hingga matang wakili tahapan jiwa mencapai kematangan, dari mentah (kekacauan) ke empuk (harmoni), sering jadi bagian sesaji upacara seperti Galungan atau odalan pura. Awalnya, hidangan ini eksklusif untuk ritual keagamaan, di mana ayam kampung cincang dicampur santan dan rempah base genep (18 bumbu dasar), dibungkus daun pisang, dan dikukus di lubang tanah panas—mirip pit steam Jawa tapi dengan filosofi tri hita karana: seimbang manusia-alam-dewa.

Catatan lisan sebut asal-usulnya dari desa-desa Banjar seperti di Gianyar atau Tabanan, di mana petani ciptakan resep sederhana dari bahan lokal: ayam segar, santan kelapa, dan rempah liar. Pada era kolonial, Tum Ayam turun ke rakyat sebagai makanan sehari-hari, terutama di pesisir Gilimanuk yang jadi pusat perdagangan. Pasca-kemerdekaan, ia adaptasi jadi warung pinggir jalan, dan kini di 2025, festival seperti Octophoria angkatnya ke panggung global—CNN sebut sebagai steamed dish ter-enak Asia Tenggara, dengan varian vegan untuk turis sadar kesehatan. Evolusinya tunjukkan ketangguhan: dari ritual berdarah jadi fusion modern, tapi esensi kukus harmonis tetap jadi jiwa Bali.

Bahan dan Alat yang Dibutuhkan Untuk Memasak Masakan Ini: Panduan Lengkap Memasak Tum Ayam Khas Bali

Untuk porsi 4 orang, ambil 500 gr ayam fillet atau paha kampung (cincang kasar)—pilih segar tanpa tulang untuk giling mudah, atau tahu/tempe untuk varian vegetarian. Santan kental 200 ml dari 1 butir kelapa parut, 10 lembar daun pisang (ukuran sedang, untuk bungkus). Bumbu halus dasar: 8 siung bawang merah, 5 siung bawang putih, 5 cabai merah keriting (kurangi pedas jika perlu), 5 cabai rawit, 4 butir kemiri sangrai, 1 sdt ketumbar bubuk, 1 ruas kunyit (3 cm), 1 ruas jahe, 1 ruas lengkuas, 1 ruas kencur, 1 sdt terasi bakar, 3 lembar daun jeruk purut sobek, 2 batang serai memarkan, dan 1 sdm gula merah. Tambahan: 1 butir telur (untuk pengikat), 2 sdm minyak kelapa, 1 sdt garam, perasan 1 jeruk nipis, dan 100 gr kecombrang atau daun kemangi iris untuk aroma segar.

Opsional untuk sambal: 50 gr cabai rawit, 3 siung bawang merah, dan tomat 1 buah. Total biaya Rp100.000 di pasar tradisional Bali, hemat tapi autentik. Alat esensial: blender atau cobek batu untuk haluskan bumbu, pisau tajam dan talenan kayu untuk cincang ayam, wajan anti lengket (diameter 26 cm) untuk tumis, kukusan bambu atau panci kukus besar untuk masak utama, dan ikat tali rafia untuk bungkus daun. Siapkan juga foil aluminium jika kukus indoor. Pastikan daun pisang segar—rebus dulu 5 menit untuk lunak, biar tak robek.

Panduan Memasak Masakan Ini

Mulai persiapan: cuci ayam bersih, cincang kasar pakai pisau (atau chopper)—jangan halus banget, biar tekstur kenyal. Lumuri dengan jeruk nipis dan garam, diamkan 15 menit. Haluskan bumbu (bawang, cabai, kemiri, dll) pakai blender—campur serai, daun jeruk, dan lengkuas terakhir. Panaskan 2 sdm minyak kelapa di wajan, tumis bumbu halus hingga harum (8 menit)—masukkan kencur dan terasi, aduk hingga minyak terpisah. Matikan api, dinginkan.

Campur di mangkuk besar: masukkan ayam cincang, bumbu tumis, santan kental, telur kocok, gula merah, dan kecombrang iris—aduk rata pakai tangan bersih hingga menyatu seperti adonan pepes. Diamkan 20 menit di kulkas untuk meresap. Siapkan daun pisang: lapisi dua lembar saling silang, ambil segenggam adonan (seukuran telapak tangan), bentuk pipih, bungkus rapat seperti amplop—ikat ujung dengan rafia. Ulang hingga habis (sekitar 10 bungkus).

Panaskan kukusan air mendidih, susun bungkus di anyaman bambu—kukus api sedang 1-1,5 jam hingga daging empuk (tes tusuk garpu, cairan bening). Alternatif modern: oven 180°C tutup foil 45 menit, lalu buka 15 menit untuk aroma daun. Keluarkan, diamkan 5 menit sebelum buka bungkus.

Untuk sambal: haluskan cabai, bawang, dan tomat, tumis sebentar hingga layu—sajikan terpisah. Hidangkan Tum Ayam panas dengan nasi putih dan sambal matah. Total waktu 2 jam, prep bisa malam sebelumnya. Tips: tambah cabai untuk pedas autentik, dan bungkus ketat biar bumbu tak bocor.

Kesimpulan

Tum Ayam khas Bali di 2025 bukan lagi rahasia pura—ia jadi ledakan rasa yang mudah dikukus di rumah, dari sejarah Majapahit yang filosofis hingga panduan ini yang bikin Anda ahli rumahan. Dengan bahan rempah sederhana dan langkah bungkus kukus, hidangan ini janjikan gurih pedas harum yang introspektif, sambil ceritakan kedewasaan jiwa Dewata. Coba masak untuk dinner akhir pekan, ajak teman, dan rasakan kenapa tum ikon festival seperti Octophoria. Siapa tahu, jadi menu wajib Imlek nanti. Selamat memasak, dan ucap “selamat makan” ala Bali—om swastiastu!

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *